Rabu, 09 Oktober 2013

Sri Hastuti (2222112260)



Nama : Sri Hastuti
NIM : 2222112260
Kelas : VD

APRESIASI DRAMA
ANALISIS STRUKTURAL DRAMA “ORANG-ORANG DITIKUNGAN JALAN” KARYA W.S RENDRA.

Di dalam sastra ada sebuah hubungan yang sangat erat antara apresiasi, kajian dan kritik sastra karena ketiganya merupakan tanggapan terhadap karya sastra. Saat Apresiasi merupakan tindakan menggauli karya sastra, maka mengkaji ialah tindakan menganalisis yang membutuhkan ilmu atau teori yang melandasinya. Tentang penjelasan mengkaji seperti yang diungkapkan oleh Aminudin (1995:39) kajian (sastra) adalah kegiatan mempelajari unsur-unsur dan hubungan antara arunsur dalam karya sastra dengan bertolak dari pendekatan, teori, dan cara kerja tertentu.
maka dari itu dengan tugas analisis drama ini, saya  melakukan analisis terhadap drama orang-orang ditikungan jalan dengan menggunakan pendekatan strukturalisme. Sehingga unsur-unsur yang menyusun drama tersebut dapat diketahui. Juga rangkaian hikmah yang ada di dalamnya. Apakah ada kecenderungan penyingkapan realitas sosial oleh sang pengarang atau para tokoh yang ada pada drama orang-orang di tikungan jalan? ataukah ada hal-hal lain yang bisa  di temukan dari analisis drama tersebut? hal ini bisa dianalisis dengan beberapa pendekatan karena kajian sastra memiliki berbagai pendekatan. Dan salah satu pendekatan yang saya gunakan dalam menganalisis drama “orang-orang ditikungan jalan” ini adalah pendekatan strukturalisme,  dimana didalamnya terdapat : tema, dialog, latar/setting, alur/plot,  tokoh, penokohan, , dan gaya bahasa.

1.      Pokok hal yang diteliti dari drama “orang-orang ditikungan jalan”
1.1  Inti cerita dari drama  orang-orang ditikungan jalan”

           Pada drama yang berjudul “orang-orang ditikungan jalan” karya W.S Rendra ini banyak menceritakan tentang problematika kehidupan seseorang yang bersumber dari sebuah cinta, dimana dalam drama ini cinta bukan lagi sesuatu yang selalu membahagiakan bagi semua orang. Itulah yang terjadi pada tokoh-tokoh yang terdapat dalam drama ini. Yaitu: Sri, Djoko, Botak, Surati, dan Surya yang memiliki latar belakang kisah cinta yang amat pahit dan menyedihkan, hingga terjerumus ke dalam dosa dan pelacuran, hingga ahirnya mereka dipertemukan di sebuah tempat, yang berawal dari pertemuan Sri dengan Djoko yang hendak meminjam korek api untuk merokok disebuah tikungan jalan yang ada, waktu itu keduanya saling merasa kesepian, hingga obrolanpun berlangsung sambil ditemani oleh tukang wedang, dan merekapun merencanakan untuk menghabiskan malam itu berdua, hingga ahirnya datanglah seorang laki-laki yang bernama botak yang tadinya hendak membeli wedang tersebut, namun setelah sri menegurnya ahirnya botakpun ikut bergabung dengan mereka untuk melengkapi perbincangannya, dan Djoko merupakkan seseorang yang mempunyai ketertarikan dengan setiap nama orang, terlihat pada setiap pertemuannya dengan orang baru hal pertama yang ia tanyakan adalah namanya, lalu ketiganyapun birbincang dengan penuh keakraban sambil menyaksikan luluh lalang beberapa laki-laki hidung belang bersama wanita jalang dijalan tersebut, dan beberapa kejadian yang mungkin sudah biasa dilihat oleh sri ditempat pelacuran tersebut, dan terdengarlah sebuah harmonika la paloma dari ujung jalan, ternyata yang memainkannya adalah seorang pemuda gila yang bernama Narko, dia gila karena ada sebadnya, yaitu terlahir sebagai seorang anak jadah yang waktu itu ketika ibunya mengandung dia, ayahnya meninggalkannya karena kesal menghadapi pertengkaran yang selalu terjadi dengan ibunya, yang dilampiaskan oleh ayahnya yang bernama Surya dengan masuk ke tempat pelacuran dan selalu mabuk-mabukan, namun ketika narko sudah beranjak dewasa ia bertemu dengan anaknya tersebut, tanpa mau narko mengakui sebagai ayahnya, hingga diujung kematian Surya yang meninggal dengan cara bunuh diri dengan membawa sejuta penyesalan dosa yang selama hidupnya dia lakukan.
Dan sebelum surya meninggal ternyata botak selalu menjadi penengah diantara mereka, begitupun terhadap surya yang sudah ia ingatkan pada saat sebelum meninggal, tanpa menyadari bahwa ia pun sebenarnya memiliki masa lalu yang pahit dengan orang yang dicintainya, dimana pada zaman revolusi ia ditagkap belanda, dan setelah ia keluar tahanan ia dapati istrinya mati bunuh diri, akibat diperkosa oleh lelaki lain, dan sedang mengandung tiga bulan, ia pun sempat terjerumus ke hal yang salah namun ahirnya ada seseorang yang menyadarkannya, hal tersebutpun terjadi pada masa lalu cinta Djoko dengan kekasihnya Surati, yang mendorongnya ke tempat pelacuran tersebut,  dan bertemu Sri seorang pelacur yang tentunya ia pun mempunyai alasan mengapa menjadi pelacur, karena pada dasarnya Sri seorang wanita yang mempunyai keinginan dan tujuan hidup yag sama dengan wanita-wanita pada umumnya yaitu ingin berumah tangga, mempunyai keluarga, suami, dan anak. Yang ahirnya semuanya mempunyai jalan masing-masing, dimana Botak meneruskan perjalanan hidupnya dengan baik, Djoko bertemu kembali dengan pacarnya “Surati” dan Sri yang memutuskan menikah dengan laki-laki yang ia kagumi dan menerima dia apa adanya yaitu Tarjo.

1.2   Hasil analisis struktural dari drama “orang-orang ditikungan jalan”
·        Tema
Tema sebuah drama merupakan permasalahan yang mendasari sebuah cerita. Dan permasalahan yang ada pada drama ini berupa problematika kehidupan yang di latar belakagi oleh masalah cinta.
·        Dialog
Dialog yang dibangun dalam drama Orang-orang ditikungan jalan karya W.S Rendra ini merupakan dialog yang selalu bergantian, atau dialog  yang teratur antara tiga tokoh utamanya.
·        Latar atau setting
Latar dalam drama ini dispesifikasikan terhadap latar tempat saja, dimana terdapat disebuah tikungan jalan tempat para pelacur berada, kursi tukang wedang, sebelah kanan dan kiri jalan tersebut.
·        Alur/Plot
Alur merupakan susunan peristiwa yang terpilih dan diatur oleh pengarang secarara logis dalam hubungan sebab akibat, sehingga memebentuk suatu cerita yang utuh. Dan alur yang terdapat pada drama ini termasuk dalam alur sorot balik atau flashback. Hal ini dapat di lihat dari beberapa  kutipan berikut:
Djoko : “dizaman revolusi aku mempunyai seorang gadis, ia terpaksa       kutinggalkan karena aku masuk laskar rakyat...”

Botak : “aku termasuk orang hancur dulunya. Seperti peristiwa kuno: aku mempunyai seorang istri yang cantik...”
·         Tokoh
Tokoh utama :                                                          Tokoh tambahan :
1.      Sri                                                                   4. Surati
2.      Djoko                                                              5. Surya
3.      Botak                                                              6. Narko
                                                                        7. tarjo
                                                                        8. tukang wedang
·         Penokohan
Dari adanya 3 tokoh utama dan 9 tokoh tambahan yang ada pada drama “orang-orang ditikungan jalan” karya W.S Rendra tersebut saya hanya akan menjelaskan beberapa perwatakan dari tokoh-tokoh tersebut, karena tokoh yang lain hanya sebagai tambahan saja. Yaitu:
1.      Sri : seorang pelacur yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap teman dan keluarganya, serta mempunyai cinta yang tulus. Seperti cerita dan ending yang terjadi pada drama tersebut, sri melacur demi keluarga, dan ahirnya ia menikah denga tarjo yang usianya jauh lebih tua darinya.
2.      Djoko : seorang laki-laki yang mengharapkan dan setia pada kekasihnya, dan dia mempunyai ketertarikan nama pada setiap orang baru yang ia jumpai. Hal ini dapat dilihat dari kutipan : SRI “Djoko selalu tertarik kepada soal nama. Tadi waktu kami mula-mula berjumpa, ia juga sangat ingin tau namaku.
3.      Botak : seorang laki-laki yang tegar dan selalu menjadi penengan dan berusaha menyadarkan orang-orang yang ada disekitarnya ketika mereka terjerumus ke hal yang buruk.
4.      Surya : seorang pemabuk yang mudah putus asa, tergambar pada drama tersebut bahwa ia meninggal karena bunuh diri.

·         Gaya bahasa
Peranan bahasa merupakan hal sangat penting dalam mengungkapkan isi hati, pikiran, dan perasaan seseorang khususnya pengarang. Pengungkapan hal tersebut akan lebih baik apabila penggunaan bahasa itu ditafsirkan dengan gaya bahasa, yang akan menimbulkan serta memberikan keindahan, kenikmatan, dan perasaan tertentu bagi pembaca.

                  Dan gaya bahasa yang digunakan oleh W.S Rendra dalam drama Orang-orang ditikungan jalan cukup mudah dimengerti pembaca, khususnya saya dalam menganalisis karena gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa sehari-hari.

1.3  Keterangan

       Berdasarkan analisis terhadap drama Orang-orang ditikungan jalan karya W.S Rendra, maka saya dapat memberikan beberapa keterangan sebagai berikut:

1)  Aspek unsur stuktur atau intrinsik drama Orang-orang ditikungan jalan karya W.S Rendra, maka meliputi tema, dialog, latar atau seting, alur/plot, tokoh,  penokohan atau perwatakan, gaya bahasa yang digunakan dalan drama tersebut.

2)  Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam drama tersebut adalah gaya bahasa sehari-hari. Namun pengarang menuliskannya secara penuh tanpa kata-kata yang seharusnya tidak perlu dan sedikitnya penggunaan makna konotasi.

Selasa, 08 Oktober 2013

Anita (2222112431)



Nama   : Anita
Kelas   : V-D
NIM    : 2222112431
MATA KULIAH KAJIAN DRAMA 

Tugas 1
Pengertian Drama
Mengenai tugas mata kuliah Kajian Drama Indonesia, saya mulai membaca dan memahami isi dari naskah drama “ Sangkuriang” karya Utuy Tatang Sontani, setelah saya membaca naskah drama sangkuriang saya mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang sangat penting mengenai kehidupan. Menurut saya naskah drama sangkuriang ini sangat menarik karena, terdapat nilai moral yang terkandung dalam naskah drama tersebut. Setelah saya membaca naskah drama “ Sangkuriang” karya Utuy Tatang Sontani, saya menyimpulkan bahwa drama adalah sebuah karya sastra yang diperankan oleh para tokoh-tokoh yang tepat yang mampu  memerankan karakter tokoh sesuai dengan karakternya masing-masing, yakni sebuah teks drama yang dibuat menjadi sebuah drama.

Tugas 2
Nakah Drama Sangkuriang karya Utuy Tatang Sontani
a.      Analisis Struktur
v  Unsur Instrinsik dan unsur ektrinsik

v  Rumusan Masalah
1)      Konflik apa saja yang terdapat dalam naskah drama Sangkuriang ?
2)      Adakah nilai moral yang terdapat dalam naskah drama sangkuriang?

v  Pokok Soal Permasalahan
Didalam naskah drama ini terdapat konflik yakni konflik Percintaan,yang terjadi antara seorang anak yang mencintai ibunya sendiri dan berniat untuk menikah dengan ibunya sehingga ia menghalalkan segala cara demi melancarkan keinginanya tersebut, yang pada hakikatnya hendaknya seorang anak berbakti kepada orang tuanya.

Intrinsik
v  Tema                           : Anak Yang Durhaka
v  Alur                             : maju mundur
v  Latar (setting)                         : sebuah kerajaan
v  Sudut Pandang           : orang ketiga
v  Nilai moral                  : jadilah pribadi yang baik tanpa harus melanggar moralitas yang dimiliki.
v  Tokoh                          : Sangkuriang, dayang sumbi, bujang, si tumang, dan raja siluman.  



v  Penokohan                  :
·         Sangkuriang    : Pemarah, nakal, keras kepala dan durhaka (Antagonis)
·         Dayang Sumbi            : Baik, penyabar dan penuh kasih (Protagonis)
·         Si Tumang       : baik dan tulus, sangat menyayangi sangkuriang dan dayang sumbi (Protagonis)

v  Amanat                                   :
hati-hati dalam berbicara, karena sebaiknya berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak semena-mena sehingga tidak membunuh seekor binatang yang tidak bersalah.

Unsur Ekstrinsik
Biografi Pengarang
Utuy Tatang Sontani lahir di Cianjur, Jawa Barat, 13 Mei 1920, meninggal di Moskow, Uni Soviet, 17 September 1979. Utuy telah mulai menulis beberapa buah buku dalam bahasa sunda antaranya sebuah roman yang berjudul ”Tambera” (1943), mengikuti anjuran kantor pusat kebudayaan iapun menulis dalam bahasa indonesia. Mula-mula ia menulis sajak dan pada permulaan kemesdekaan ia menulis drama, meski ia kemudian menulis roman dan cerpen juga namun ia lebih terkenal sebagai pengarang drama.
Utuy besar dari lingkungan keluarga pedagang yang bergelar haji. Bapaknya bernama Haji Maksum merupakan seorang pedagang batik, pengusaha restoran, pemilik sejumlah pedagang kecil, dan juragan tanah dikampung kelahirannya yakni desa satuduit. Pendidikan pertama Utuy adalah Schakelschool, yakni sekolah rakyat yang dikhususkan untuk petani, pedagang, rendahan dan buruh.
b.      Sinopsis
      setelah saya membaca naskah drama sangkuriang, menurut saya drama sangkuriang ini menceritakan tentang kehidupan dayang sumbi seorang wanita cantik yang memiliki kegemaran menenun, dan pada suatu hari dayang sumbi sedang asik menenun tiba-tiba dayang sumbi diserang kantuk, serontak saja dayang sumbi terkejut sehingga teropong yang dipegang nya jatuh ke kolong, lalu dayang sumbi berkata barang siapa suka menolong mengambilkan teropong nya yang jatuh ke kolong, jika perempuan dia akan dijadikan perempuannya dan jikalau yang menolongnya adalah seorang laki-laki maka akan dijadikan suaminya. Lalu ada seekor anjing jantan yang mengambilkan teropongnya, mau tidak mau dayang sumbi menyerah pada takdir dan menikah dengan si tumang, si tumang adalah seorang dewa yang kena kutuk menjadi seekor anjing, setelah menikah dengan si tumang, dayang sumbi mengandung dan melahirkan seeorang anak laki-laki yang diberi nama sangkuriang. Setelah dewasa, sangkuriang menyuruh si tumang untuk mengejar seekor babi betina yang sedang diburunya akan tetapi si tumang tidak menuruti kemauan sangkuriang, sehingga sangkuriang marah dan membunuh si tumang. Setelah sampai dirumah sangkuriang, dayang sumbi mengetahui bahwa sangkuriang telah membunuh si tumang sehingga dayang sumbi marah dan mengusir sangkuriang. Setelah bertahun-tahun sangkuriang bertemu dengan seorang wanita dan sangkuriang menyukai wanita tersebut yang tidak lain adalh dayang sumbi ibunya sendiri, sangkuriang berniat untuk menikahi dayang sumbi, akan tetapi dayang sumbi menolak dan memberikan syarat jika sangkuriang ingin menikahinya yakni sangkuriang harus menyediakan telaga dan perahu buat berlayar dalam waktu satu malam, jika cahaya fajar menyingsing sangkuriang belum menyelesaikan syaratnya maka perkawinan dibatalkan. Akan tetapi sebelum semua selesai cahaya fajar sudah terlihat dan membuat pernikahan dibatalkan sehingga terbentuklah takuban perahu.
c.       Kesimpulan
      Kesimpulan Setelah saya membaca naskah drama sangkuriang ini, banyak sekali pengetahuan dan pengalaman yang saya dapatkan mengenai kehidupan yang sekarang kita jalani, karena tidak semua yang kita inginkan dapat terpenuhi dan terwujud sesuai dengan keinginan kita dan janganlah selalu memaksakan kehendak yang kita inginkan yang belum tentu sesuai dengan keadaan.
s

Ratih Komala Sari (2222112140)



Nama   : Ratih Komala Sari
Kelas   : V-D
Nim     : 2222112140
MK      : Kajian Drama Indonesia


TUGAS 1
·           Pengertian Drama
Jika saya lihat dari beberapa naskah drama, yang pernah syaa baca. Muncul kesimpulan dalam benak saya, bahwa drama adalah adalah salah satu studi yang memepelajari tehntang bermain peran dan mensimulasikan dnegan penuh hayatan. Pada smeeeester empat, syaa dituntut untuk membaca beberapa naskah drama yang masih saya ingat salah satunya naskah drama Orang2 ditikungan jalan. Dalam tubuh dan setiap setiap sudut isi naskah ini  sanngat menarik. Ceritanya sederhana namun cukup mnerenggut empati saya sebagai pemnbaca dan penikmat drama.

TUGAS 2
·           Analisis Struktur (Intrinsik dan Ekstrinsik)
Rumusan Masalah :
1)      Adakah nilai-nilai yang tersirat pada naskah drama orang-oarnag di tikungan jalan?
2)      Apakah drama ini layajk di analisis melalui stukturalisme?

·           Pokok Soal Permasalahan
Di dalam naskah drama Orang-orang di Tikungan Jalan ini terdapat bertumpuk-tumpuk masalah orang-orang yang berada di sebuah tikungan jalan, banyak pula tokoh yang ada dalam naskah drama ini salah satunya konflik percintaan yang terjadi antara, Sri si gadis malam (wanita jalang) dengan Joko yang sedang menepiskan masalah dengan mantannya. Kemudian konflik keluarga, ada juga konflik si Botak yang melampiaskan masa lalunya tanpa tahu cara melampiaskan masalah yang baik. Banyak sekali konflik yang terjadi pada naskah drama ini, namun pada malam itu juga semua permasalahan mereka selesai dengan waktu yang bersamaan namun dengan cara yang berbeda-beda tepat di satu lokasi yaitu tikungan jalan.

Intrinsik

·         Tema               : Beragam Masalah Kehidupan
·         Alur                 : Alur yang ada pada naskah drama ini menggunakan alur maju, karena si pengarang atau pembuat naskah membuat naskah ini berurutan dan bertahap-tahap, mulai dari awal hingga akhir.
·         Setting             : Tikungan Jalan
·         Tokoh              : Sri, Joko, Botak dan Anak Jaddah
·         Penokohan     
ü  Sri        : Seorang wanita jalang yang biasa memburu para pelanggan di tikungan jalan
ü  Joko     : Seorang lelaki yang ingin menenangkan diri karena bermasalah dengan mantannya
ü  Botak  : Seorang lelaki pendatang baru yang sebelumnya belum pernah ke tikungan jalan, yang memilki masalah juga
ü  Anak jaddah   : Seorang lelaki muda yang gila karena merasa dirinya anak haram karena tanpa seorang ayah.
·      Nilai Moral      : Semua masalah pasti akan ada jalan keluarnya tanpa harus menyimpang dan semua itu tergantung cara kita menyelesaikannya
·      Nilai Sosial      : Bermasyarakatlah dengan mencoba membuka diri untuk menenangkan diri
·      Nilai Religius   : Janganlah menyimpang dari agama dan kepercayaanmu sebesar apapun masalah yang dihadapi
·      Amanat            : Selesaikanlah semua maslaah tanpa harus menyimpang dari koridor dan batas norma.

Ekstrinsik
Biografi Pengarang :
·         Nama lengkap : Willibrordus Surendra Bawana Rendra
·         Lahir                : Solo, 07 Novembver 1935
·         Wafat              : Jakarta, 06 Agustus 2009
·         Pekerjaan         : Aktor dan Penyair
·         Julukan            : Burung Merak

Pendiidikan :
·         TK Marsudirini, Yayasan Kanisius
·         SD/SMP Khatoloit SMA Pangudi Luhur Santo Yosef, Solo
·         Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM
·         Mendapat beasiswa American Academy Of Dramatical Art (1964-1967)

Karya Utama:
Kaki palsu adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di bangku SMP dan orang-orang di tikungan jalan adalah drama pertamanya yang mendapatkan penghargaan dan hadiah pertama dari kantor wilayah Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta.
      
Sinopsis           :
Menurut tanggap saya setelah membaca naskah drama Orang-orang di Tikungan jalan ini menceritakan tentang beragam permasalahan yang dimiliki setiap tokohnya yang bertemu tepat di tikungan jalan, banyak permasalahan yang ada dan tentu dengan konflik yang berbeda-beda, namun semua permasalahan selesai pada malam pertemuan itu juga. Di dalam drama ini, Sri adalah seorang wanita jalang, Sri mengajarjkan pembaca bahwa seburuk-buruknya moral seorang Pekerja Seks Komersial tetap memiliki pearasaan dan rasa sayang pada seseorang layaknya manusia biasa. Joko yang sedang memiliki masalah dan merasa gundah dengan masa lalunya, mengajak Sri untuk bercinta dan meringankan bebannya, awalnya Sri mau melayani Joko, namun Sri berubah pikiran karena ada seorang lelaki tua yang mau menikahinya dan mau menerima Sri apa adanya dan Sri cukup merasa terharu dengan apa yang telah dilakukan lelaki tua itu, akhirnya Sri memutuskan meninggalkan pekerjaannya karena Sri merasa setelah menikah dengan lelaki tua itu, segala kebutuhan hidupnya akan ditanggung dan dijamin. Tentu Joko cukup kecewa karena sebenarnya Joko menyukai Sri meskipun Sri seorang wanita jalang, dan Joko semakin depresi, hingga akhirnya mantan kekasih Joko kembali dan meminta Joko menikahinya, namun Joko menolak karena Joko merasa sudah terlalu sakit, hingga akhirnya Joko lebih memilih untuk sendiri. Lalu adapula kisah seorang yang mengakunya Anak Jaddah yang menurut orang setempat sedikit gila karena mencari seorang ayah, dia selalu menyebut dirinya sebagai Anak Jaddah karena dia tak tahu dimana keberadaan ayahnya namun ayahnya tahu keberadaannya, ibunya meningal sudah cukup lama, sedangkan ayahnya seorang pemabuk berat, menurut ayah Anak Jaddah ini, dengan bermabuk semua masalah hilang, namun Anak Jaddah yang memiliki sakit jiwa ini tak mau mengakui ayahnya sebagai ayah kandungnya, hingga pada akhirnya ayah dan  anak jaddah sama-sama meninggal  karena bunuh diri. Setelah itu ada pula masalah si Botak, Botak disini sebagai seseorang pendatang baru, yang belum pernah ke tikungan jalan sebelumnya, namun ketika dia mengajak bicara pada Joko yang baru kenal malam itu juga, si botak cukup mengarahkan dan menyadarkan Joko bahwasanya semua masalah bisa diselesaikan denganm cara yang benar tanpa mabuk-mabukan, tanpa mencari seorang pelarian, dan Botak menunjukan pada Joko cara Botak menyelesaikan masalah dnegan cara sehat dan relaksasi, yaitu menenangkan diri dengan memangcing di alam bebas. Pada saat itu masalah selesai pada malam itu juga tepat di tikungan jalan.

Kesimpulan:
Saya mengkaji naskah drama dengan analisis melalui struktalisme, karena saya kira naskah drama ini lebih perlu diketahui secara spesifik dan detail mulai dari tema sampai dengan amanat. Analisis ini tentu saya jadikan pondasi sebelum lebih saya menganalisis naskah drama yang ke tahap selanjutnya.